Minggu, 18 Mei 2014

Angka sial

Kadang2 aku suka mikirin: kenapa ada angka sial? Angka apa saja yang termasuk angka sial? trus, salah apa angka itu sehingga disebut angka sial?

Selama ini angka sial yang paling populer itu 13. tapi ternyata ada banyak lho, diantaranya:

1. Angka 4

Kenapa harus angka 4 (padahal itu tanggal lahir sahabatku :O) ? menurut hasil searching, angka 4 dipercaya oleh masyarakat China sebagai angka sial karena penyebutan angka ini mirip dengan SHI yang berarti kematian (kok kayak bahasa jepang ya :D) atau karena kepercayaan terhadap angka 13 (1+3=4). Oleh karena itu, berbagai gedung di China tidak memiliki lantai 4, setelah lantai 3 langsung lantai 5 (aneh ya :v)

2. Angka 13


Mitos Angka-angka Sial  GadisNah, kalo ini tanggal lahirku :') (tanggal sial :( kaciaan)
Banyak orang percaya kalau angka tiga belas merupakan angka sial. Bahkan di Amerika Serikat terdapat istilah Friday the 13th yang dipercaya adalah hari yang buruk. Selain karena jatuh pada hari Jumat, hari itu juga jatuh pada tanggal 13 yang dipercaya membawa kesialan. Nyebelin nih Amrik, masa hari Jum'at hari yang buruk -_-, Jum'at itu hari besarnya ummat islam... kan lagi pula gak semua tanggal 13 itu hari Jum'at kan?

3. Angka 17

Di Itali, angka 17 adalah angka yang paling sial (padahal kalau di Indonesia kan tanggal kemerdekaan :D) Mitos ini verasal dari penulisannya di angka romawi yaitu XVII. Angka romawi ini dipercaya dapat membentuk kata VIXI yang artinya hidupku sudah berakhir (Astaghfirullah...)

4. Angka 9

Di Jepang, angka 9 adalah angka paling sial karena memiliki arti yang mirip dengan penderitaan atau bencana. padahal di China, angka 9 merupakan angka keberuntungan.

5.Angka 39
Angka Paling Sial
Di Afganistan, angka 39 merupakan angka sial karena menurut mereka,angka ini memiliki arti bangkai sapi. Sedangkan angka 39 disebut juga sebagai mordagow.

Tapi gak usah percaya ama yang begini2 itu namanya syirik :D

Sabtu, 17 Mei 2014

Dear Perokok... :(



"TUHAN SEMBILAN SENTI"
By Taufik Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara- perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im
sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang
bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.

Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan
nikotin paling subur di
dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, Bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat juga merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter, pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang sambil merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok, di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok, di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im
sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning & mempersiapkan sejumlah fatwa.

Mereka ulama ahli 'hisap'.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.

Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh. itu.

Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.

Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al
hawwa'i. Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.

Laa taqtuluu anfusakum.

Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.

Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.

Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan.

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.

Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati
karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah & cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada
tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Aamiin...

Pliiisss.... Buat para perokok...
BACA TUH PUISI! BACAAA!!!

Sori.. kebawa emosi :v

Novel Leafie

Judul Buku: Leafie - Ayam Buruk Rupa dan Itik Kesayangannya
Judul Asli: Madangeul Naon Amtak
Pengarang: Hwang Sun-mi (2000)
Penerjemah: Dwita Rizki Nientyas
Tebal: 224 hlm; 20,5 cm
Cetakan: 1, Februari 2013
Penerbit: Qanita
"Orang yang memiliki mimpi adalah tokoh utama di muka bumi" (Hwang Sun-mi, halaman 7).
Leafie, itulah nama yang dipilihnya untuk dirinya sendiri. Ia adalah seekor ayam petelur yang dikurung dalam kandang, di mana melalui pintu yang tidak tertutup rapat, ia bisa melihat pohon akasia dan mengagumi dedaunannya.
"Dedaunan adalah ibu dari para bunga. Bernapas sambil bertahan hidup walau dihempas angin. Menyimpan cahaya matahari dan membesarkan bunga putih yang menyilaukan mata. Jika bukan karena dedaunan, pohon pasti tidak dapat hidup. Dedaunan benar-benar hebat." (hlm. 85).


Kekagumannya pada dedaunan itulah yang menginspirasinya untuk memberikan dirinya sendiri nama Leafie -dari leaf yang berarti daun. Tapi dengan nama seindah itu, tidak membuat hidupnya otomatis bahagia. Sebagai ayam petelur, Leafie tidak dapat mengerami telurnya. Padahal mengerami telur dan menyaksikan kelahiran anaknya adalah mimpi terbesar Leafie. Perasaan itu muncul setelah ia melihat ayam betina di halaman berkeliaran bersama anak-anaknya.
Telurnya selalu diambil oleh majikannya. Bahkan, suatu hari, telurnya yang masih lembek dengan cangkang yang belum matang diambil majikannya dan dicampakkan ke halaman. Anjing Tua di halaman menjilat telur itu hingga habis. Leafie pun memutuskan tidak akan bertelur lagi, dan berarti ia tidak akan menelan makanan yang diberikan majikannya.  Ia  menjadi kian kurus, buruk rupa, dan kemudian sekarat. Pada akhirnya, majikannya melemparkannya di lubang pembuangan.
Leafie masih belum mati ketika musang datang mengincarnya. Bebek liar, bebek dengan kepala berwarna hijau atau yang dikenal sebagai Bebek Pengelana yang memperhatikan situasi genting itu dan menyelamatkan Leafie. Setelah lolos dari incaran Musang, Leafie mencoba bergabung dengan keluarga halaman - Anjing Tua, Ayam Jantan dan Ayam Betina dengan anak-anak mereka,  dan keluarga bebek. Tapi ia ditolak mentah-mentah karena dianggap tidak layak berada di halaman.
Hidup Leafie terasa sangat berat sampai suatu hari ia menemukan sebuah telur yang besar dan indah berwarna putih kebiruan di tengah-tengah semak mawar liar. Leafie tidak tahu kalau telur itu milik Bebek Pengelana dan Bebek Putih Susu, pasangannya. Bebek Putih Susu telah dimangsa Musang, sedangkan Bebek Pengelana yang sempat tergigit Musang, terluka dan tidak bisa terbang untuk kembali ke negeri musim dingin.
Menemukan telur hanya berarti satu bagi Leafie: mimpinya menjadi nyata. Ia bisa mengerami telur dan menyaksikan keluarnya anak dari cangkang telur itu. Penemuan ini membuat semangat hidupnya menggelora dan memancing naluri keibuannya sebagai ayam betina. Maka ia pun mengerami telur itu, menjaga dengan penuh cinta. Sementara itu, Bebek Pengelana mencarikan makanan dan berjaga di luar rimbunan semak mawar liar. Saat akhirnya telur itu menetas, Bebek Pengelana mesti mengorbankan dirinya untuk menjadi santapan Musang yang sedang kelaparan. Sebelumnya, ia berpesan kepada Leafie untuk membawa anaknya ke bendungan, dan bukan halaman. Leafie tidak mengetahui tujuan Bebek Pengelana sampai musim dingin tiba. 
Hidup di luar  halaman semakin riskan bagi Leafie dengan adanya anak bebek itu. Si jahat Musang dan komplotannya masih terus memburunya. Leafie sangat mencintai anak bebek yang kemudian dinamainya Greenie dan bertekad melindunginya dari kejahatan Musang. Tapi, tatkala Greenie semakin besar, ternyata Greenie bisa melindungi dirinya, karena ia mampu mengepakkan sayap untuk terbang. Leafie-lah yang justru dikhawatirkan Greenie.
Mengikuti dan hidup bersama Leafie, sesungguhnya tidak mudah bagi Greenie. Ia tidak bisa berkokok karena bukan ayam, tapi kehadirannya dimusuhi oleh para bebek rumahan. Padahal, sebagai bebek Greenie ingin bergabung dalam sebuah kelompok. 
Apakah akhirnya Greenie bisa mendapatkan kelompok bebek untuk bergabung? Jawaban pertanyaan ini sekaligus akan memberikan jawaban kepada Leafie apa yang menjadi alasan Bebek Pengelana memintanya untuk pergi ke bendungan setelah Greenie lahir.
Pertanyaan berikut adalah: apakah Leafie mampu membebaskan dirinya dari perburuan yang dilakukan si Musang bermata satu? Saat mencoba menghadapi si Musang dengan menyandera anak-anaknya, terbit sebuah perasaan iba. Bagaimanapun, Musang itu adalah seorang ibu, seorang ibu dengan anak-anak yang membutuhkan makanan, dan tidak punya pilihan.
Tapi ternyata, setelah mimpi mengerami telur dan menyaksikan menetasnya telur itu, masih ada mimpi lain dari Leafie. Sebuah mimpi yang jauh lebih besar. Si Musanglah yang akan membantu terwujudnya mimpi ini.
Dulu aku memiliki sebuah keinginan. Mengerami telur dan melihat kelahiran seekor anak ayam!  Itu sudah terkabul. Hidupku memang menyedihkan, tapi aku bahagia. Aku bisa hidup sampai hari ini karena keinginanku. Sekarang, aku ingin terbang. Seperti Greenie, aku ingin terbang tinggi sampai ke tempat yang jauh!" (hlm. 214).
Leafie: Ayam Buruk Rupa dan Itik Kesayangannya adalah fabel kontemporer karya pengarang Korea Selatan, Hwang Sun-mi. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, kisah ini mengusung mimpi, cinta, dan kepasrahan dengan Leafie sebagai pusat kisahnya. Leafie-lah yang bermimpi, mencintai, dan pasrah dengan kehidupannya. Meskipun semenjak awal hingga kisah dituntaskan kehidupan Leafie tidak aman dan tenteram sehingga memberikan kesan 'gelap' bagi kisah ini, tapi kemunculan Greenie bahkan si Musang telah membuat kehidupan Leafie berarti. Greenie menggenapkan mimpi dan membuatnya mencintai, sedangkan si Musang membuatnya memahami arti kepasrahan. Sungguh sangat indah.
Seperti Leafie sebelum dikeluarkan dari kandang ayam petelur, kehidupan tanpa kesempatan mewujudkan mimpi memang membuat patah hati. Terkurung dalam kandang menghalangi realisasi mimpinya. Padahal kebebasan dalam mewujudkan mimpi membuat hidup menjadi indah dan berani. Mimpi yang terwujud pun tidak berbeda dengan sebuah keajaiban. Kesempatan mewujudkan mimpi akan direstui semesta, sebagaimana yang dialami Leafie, tergantung sekuat apa mimpi itu. Ancaman bisa menghadang, tapi akan selalu ada yang membantu mengatasinya.
Leafie - Ayam Buruk Rupa dan Itik Kesayangannya dikisahkan dengan bahasa yang tidak rumit, tapi dirancang dengan baik, karakterisasi dan alur kisahnya. Para hewan begitu hidup dengan perasaan dan pikiran mereka sehingga dengan mudah bisa dikaitkan dengan kepribadian manusia -sebagaimana yang diharapkan dari sebuah fabel. Plotnya terjaga hingga bagian pamungkasnya yang hampir tidak terduga. Ada sejumput perasaan kehilangan begitu kita mencapai kalimat terakhir kisah ini. 
Apa yang dijalani Leafie menunjukkan kerasnya kehidupan. Dan Leafie memberikan teladan bagaimana seharusnya menghadapi kehidupan seperti itu, yaitu dengan cinta, semangat, tapi juga kepasrahan. Sehingga dari seekor ayam betina buruk rupa yang tidak berguna, Leafie bisa memberikan arti bagi hidupnya. Kehidupan Leafie akan menggema dalam sanubari kita: apakah kita sudah mampu memberi arti bagi hidup kita dengan melakukan yang baik bagi orang lain?
Meskipun anak-anak menjadi target utama buku ini -tapi umur berapa pun Anda, tetap wajib baca buku ini- pengarang tidak terjebak untuk bersikap menggurui. Kita tidak akan mendapatkan rombongan nasihat dijejali dalam bentuk narasi yang panjang. Karakterisasi para tokohnya yang dikemas dengan baiklah yang berbicara langsung melalui tindakan mereka sehingga kita bisa memilih akan menjadi seperti siapa. 
Leafie - Ayam Buruk Rupa dan Itik Kesayangannya pertama kali dirilis di Korea Selatan pada tahun 2000 dan terjual lebih dari 1 juta eksemplar secara domestik. Buku yang laris terjual hingga lebih dari sepuluh tahun di Korea Selatan ini juga telah diterbitkan di beberapa negara lain termasuk Prancis, Polandia, Jepang, China, Vietnam, Thailand, Italia, dan -tentu saja- Indonesia. Pada tahun 2011 telah diadaptasi ke dalam film animasi yang disambut di Festival Cannes dan menjadi Best Family Film 2011 di Sitges Festival, Spanyol. 
Hwang Sun-mi, sang pengarang, adalah profesor di Fakultas Sastra Seoul Institute of Arts. Ia mengawali karier kepenulisannnya pada tahun 2005 dan sejak saat itu telah menerbitkan sekitar 30 buku yang meliputi kisah realis dan fantasi. Karyanya telah diadaptasi menjadi pertunjukan boneka, pertunjukan musikal, dan film animasi.

[Teka Teki Korek Api 1] Rumah

Gambar di atas adalah gambar rumah dari korek api. Rumah ini menghadap ke sebelah kiri.

Dengan memindahkan 1 batang korek api, kamu bisa mengubah arah pandang rumah menjadi ke kanan :) Mudah kan?

Kalau sudah bisa bisa liat jawabannya di bawah:

V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V



Mudah kan :)

[Teka Teki Korek Api 2] Jerapah
[Teka Teki Korek Api 3] Angka Romawi 1

Percakapan antara Rasul dan Iblis



Percakapan antara Rasul & iblis...

Rasulullah (R) bertanya : “Apa yg kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku hendak shalat?”
Iblis (I) menjawab: “aku merasa panas dingin dan gemetar”
R: “kenapa?”
I: “Sebab setiap seorang hamba besujud 1X kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat”
R: “jika seorang umatku berpuasa?”
I: “tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka”
R: “jika ia berhaji?”
I: “aku seperti orang gila”
R: “jika ia membaca Al-Quran?”
I: “aku merasa meleleh laksana timah diatas api”
R: “jika ia bersedekah?”
I: “itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dgn gergaji”
R: “mengapa bisa begitu?“
I: ”sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya, yaitu :
1. Keberkahan dlm hartanya,
2. Hidupnya disukai,
3. Sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dgn api neraka,
4. Terhindar dari segala macam musibah akan terhalau dr dirinya,
R: “apa yg dapat mematahkan pinggangmu?”
I: “suara kuda perang di jalan Allah.”
R: “apa yg dapat melelehkan tubuhmu?”
I: “taubat org yg bertaubat”
R: “apa yg dpt membakar hatimu?”
I: “istigfar di waktu siang & malam”
R: “apa yg dpt mencoreng wajahmu?”
I: “sedekah yg diam2”
R: “apa yg dpt menusuk matamu?”
I: “shalat fajar”
R: “apa yg dpt memukul kepalamu?”
I: “shalat berjamaah”
R: “apa yg paling mengganggumu?”
I: “majelis para ulama”
R: “bagaimana cara makanmu?”
I: “dengan tangan kiri dan jariku”
R: “dimanakah kau menaungi anak2mu di musim panas?”
I: “dibawah kuku manusia”
R: “siapa temanmu wahai iblis?”
I: “pezina”
R: “siapa teman tidurmu?”
I: “pemabuk”
R: “siapa tamumu?”
I: “pencuri”
R: “siapa utusanmu?”
I: “tukang sihir (dukun)”
R: “apa yg membuatmu gembira?”
I: “bersumpah dgn cerai”
R: “siapa kekasihmu?”
I: “org yg meninggalkan Sholat Jum'at”
R: “siapa manusia yg paling membahagiakanmu ­?"
I: “org yg meninggalkan shalatnya dgn sengaja”

 
biz.