Aku mengikuti UKM kepenulisan di kampus dan di chatting grup, kami (aku sebagai silent reader) sempat sedikit menyinggung tentang nama pena.
Banyak penulis terkenal yang menggunakan nama pena, baik itu menggunakan singkatan nama mereka, anagram nama asli, hal-hal yang disukai, dan sebagainya. Begitupun teman-teman di UKM, mereka mempunyai nama pena mereka sendiri. Membuat aku berpikir, enaknya nama penaku apa ya?
Awalnya aku mencari di website pencarian nama untuk bereksperimen dengan nama penaku. Aku mencari kata dalam bahasa asing yang mempunyai makna yang sama dengan objek yang kusukai, namun membayangkan seseorang memanggilku dengan nama itu, terdengar aneh dan asing.
Kemudian aku mencoba menggunakan anagram namaku, hasilnya malah lebih aneh.
Aku jadi teringat, dulu aku bertanya tentang apa nama pena ibuku. Dari yang kutangkap, Ibuku menjawab bahwa beliau lahir dengan nama itu, akan meninggal dengan nama itu, dan nanti di akhirat akan dipanggil dengan nama itu. Maka, beliau ingin berkarya dan memberi manfaat di dunia dengan nama itu. Biarlah orang-orang mengenal ibuku dengan nama itu.
Salah satu tujuan orang menggunakan nama pena adalah untuk menjadikan nama tersebut lebih khas, atau mempermudah penyebutan.
...nama asliku saja masih banyak orang yang salah sebut...
Karena aku mempunyai empat nama dalam nama lengkapku, terlalu panjang dan orang mungkin tidak akan hafal dalam sekali baca atau sekali dengar. Jadi aku memilih untuk menggunakan salah satu dari keempat nama itu.
Karena keempat-empatnya adalah namaku, aku tidak merasa asing jika ada orang yang memanggilku dengan salah satu nama itu.
Mungkin suatu saat akan berubah sesuai keperluan, tapi sekarang aku ingin mencoba menggunakan nama terakhirku sebagai nama pena. Artinya yang dijanjikan.
16 Februari 2018
Nama pena sudah ada, tapi karyanya belum ada.
...sebuah ironi.
Kamis, 15 Februari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar